News – Pengusaha Logistik Mulai Alami Gangguan Karena Covid-19, Semenjak wabah Virus Corona mulai masuk di Indonesia, hampir semua pelaku usaha mengalami penurunan pemasukan, karena adanya pembatasan gerak dan kerja terhadap para karyawannya. Termasuk para pelaku bisnis logistik.
Memang pada awal – awal serangan covid-19 ini pelaku bisnis logistik mengalami kenaikan permintaan pengiriman sampai dengan dua kali lipat, namun setelah sekian minggu logistik juga tengah mengalami gangguan karena adanya anjuran karantina lokal dari pemerintah pusat maupun lokal.
Bahkan di beberapa wilayah memberlakukan Lokcdown di wilayah mereka untuk menanggapi status darurat virus corona. Langkah ini termasuk membatasi akses keluar masuk kendaraan ke wilayah tersebut.
Untuk sampai kapan setiap wilyah memiliki kewenangan masing – masing mengenai lockdown ini, namun di Kabupaten Tegal adalah yang paling lama yakni sampai dengan 31 Juli 2020, atau sampai dengan kondisi ini membaik.
zaldy Ilham ketua umum Asosiasi Logistik Indonesia, mengatakan sejauh ini distribusi logistik memang masih normal. Tapi ia ingin ada aturan main yang jelas tentang penutupan wilayah. Pemerintah daerah semestinya tidak menerapkan aturan tersendiri yang mengganggu arus logistik.
“Kami berharap pemerintah pusat segera mengeluarkan kebijakan bahwa distribusi logistik tetap berjalan di semua wilayah, baik yang lockdown ataupun tidak,” kata Zaldy kepada Katadata.co.id, Senin (30/3) malam. “Sehingga ketersediaan barang tetap terjaga dan tidak ada kepanikan di masyarakat.”
Kondisi di lapangan sendiri berbeda – beda di setiap daerah yang memberlakukan karantina lokal ataupun Lockdown. Ada pemerintah daerah yang masih memperbolehkan atus truk barang,tapi juga ada yang tidak boleh sama sekali. Begitu pula dengan perlakuan terhadap jasa pengiriman.
Hal ini sudah terjadi di tegal sehingga arus logistik disana sangat sudah sekali, pengiriman barang juga dipastikan tidak bisa tepat waktu.
Masih menurut Zaldy yang menjabat sebagai COO Paxel, perusahaan miliknya sedang mencatatkan kenaikan pengiriman makakan dan bahan makanan segar sampai dengan 80%. Mayoritas kliennya adalah pelaku UMKM dan pedagang pasar serta pemain e-commerce.
Lonjakan pengiriman yang signifikan juga terjadi untuk alat kesehatan yang memang sangat dibutuhkan, selain itu bahan kimia untuk pembuatan cairan kebersihan juga mengalami lonjakan traffic. Namun disisi disitribusi tak semulus yang dibayangkan.
Salah satu pelaku UKM di Tangeran Selatan Marifah, juga kebingungan ketika dirinya mendapatkan pesanan alat pelindung diri. Karena jasa pengiriman yang biasa dia gunakan sementara ini tidak menyediakan jalur kirim ke beberapa daerah di Jawa Barat, untuk antisipasi Persebaran Virus Corona ini.
Memang karantina wilayah atau lockdown ini menjadi isu utama para pelaku bisnis logistik. Namun dari pemerintah pusat sendiri tetap bersikukuh menerapkan pembatasan sosial dalam skala besar.
Bicara soal karantina wilayah soal kesehatan sudah ada undang-undangnya. Namun untuk penerapannya sendiri harus diputuskan langsung dari pemerintah pusat seperti yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo.
Konsekuensi jika menerapkan kebijakan ini adalah setiap wilayah yang dikarantina wajib diberi garis karantina dan dijaga oleh pejbat yang berwenang seperti petugas kesehatan dan kepolisian, demikian tertulis dalam undang – undang tersebut.
Untuk Kompensasi sendiri pemerintah juga akan memberikan bantuan kebutuhan hidup dasar di wilayah yang memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.
Semoga persebaran virus corona atau covid-19 bisa segera terputus dan ditemukan vaksinnya, sehingga kegiatan pengiriman logistik dan usaha lain bisa kembali bergerak seperti sedia kala.