Kargo News – Perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI) juga terkena dampak dari peraturan baru Pemerintah mengenai larangan mudik ditengah wabah Covid-19 tahun ini. Hal ini tentu bakal banyak mengurangi pemasukan dari perusahaan Angkutan masal plat merah tersebut.
Seperti halnya maskapai penerbangan yang beberapa waktu lalu mulai fokus pada layanan cargo. PT KAI Juga melakukan hal tersebut dengan mengedepankan salah satu anak perusahaanny yakni KALOG.Joni menyebutkan, sejak awal tahun ini sampai April 2020, tingkat okupansi penumpang menurun.
Pada Januari sampai Februari 2020, okupansi penumpang KAI masih di atas 90%. Namun sejak Maret sampai April, okupansi penumpang KAI berada di bawah 20% atau hanya berkisar 10% sampai 16% saja.
KAI sendiri sudah membatalkan seluruh perjalanan kereta api jarak jauh dari dan menuju Jakarta serta ke Bandung. Lebih detail, pada 21 April 2020, KAI membatalkan 14 perjalanan KA jarak jauh dari dan menuju Daop 1 Jakarta dan Daop 2 Bandung dengan berbagai tujuan untuk perjalanan mulai 23 dan 24 April 2020.
Baca juga : Terlanjur Beli Tiket, Tapi Gagal Mudik, Refund Tiket Bisa Balik Duit 100%
Dengan demikian mulai 24 April 2020, KAI tidak lagi mengoperasikan kereta api jarak jauh dari Jakarta dan Bandung menuju kota-kota di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
“Kami tidak menyebut hal tersebut sebagai kerugian karena pandemi. Kami memiliki core bisnis lain, yakni Rail Express, yang bergerak pada logistik barang. Pendapatan dari sisi ini cukup signifikan,” kata Joni.
Ia melanjutkan, porsi pendapatan KA penumpang sekitar 36%. Sementara porsi pendapatan lainnya disumbang oleh KA logistik yang mengangkut batubara, semen, kayu, hingga BBM yang bekerja sama dengan swasta.
pihaknya juga melayani pengangkutan barang seperti sepeda motor dan lain-lain. Layanan ini beberapa di antaranya bisa didapatkan di Lampung hingga Sumatera Utara.
Strategi lain, KAI juga memanfaatkan pengelolaan aset dengan penyewaan kepada pihak ketiga.
You choose peace or war?