Cargo.id – Dimasa PSBB dan pembatasa layanan transportasi umum, membuat beberapa maskapai penerbangan merubah layanan reguler penumpang ke Kargo. Hal ini tidak serta merta membuat tarif kargo udara menjadi lebih murah.
Sebaliknya tarifkargo menggunakan Maskapai penerbangan tanpa penumpang membuat biaya pengiruman menjadi lebih mahal dari biasanya. Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Joni Gusmali mengatakan dalam konteks rantai pasok yang terpenting adalah memastikan pada keadaan darurat jalur pasokan kargo udara vital tetap terbuka, efisien, dan efektif. Selama ini tarif pengiriman barang memakai pesawat penumpang dan kargo atau passenger and cargo aircraft (PCA) atau pengiriman campuran memang lebih murah dibandingkan dengan hanya pesawat khusus kargo atau cargo aircraft only (CAO).
“Akan tetapi CAO mempunyai kelebihan dapat lebih leluasa mengangkut barang berbahaya [dangerous goods], barang cepat busuk [perishable], Hewan hidup [live animal], dan barang-barang khusus lainnya dan dengan rute yang lebih leluasa pula. Dengan demikian harga pengiriman memakai CAO akan lebih mahal,” jelasnya.
Artinya, terang Joni, dengan mulai bergesernya maskapai penumpang mengangkut kargo udara secara khusus tidak membuat biaya pengiriman menggunakan jalur udara menjadi lebih murah, karena biasanya kargo hanya menjadi sampingan dari pengangkutan penumpang yang sudah menguntungkan.
baca juga :
- Moda Angkutan Umum Sudah Boleh Beroperasi Lagi, Namun Tetap Tidak Boleh Ada Mudik
- Cara Kirim paket ke Malaysia, Mudah Nggak Pakai Ribet!
Namun, memang krisis akibat virus corona atau Covid-19 membuat hampir seluruh armada pesawat penumpang di seluruh dunia tidak terbang; armada pesawat penumpang tersebut yang biasanya mengangkut hampir setengah dari total pengiriman kargo udara.
“Maskapai-maskapai [akhirnya] berusaha keras untuk memenuhi kesenjangan antara permintaan kargo dan angkutan yang tersedia dengan berbagai cara yang mungkin, termasuk memperkenalkan kembali layanan kargo dengan menggunakan pesawat penumpang untuk operasi kargo,” paparnya.
Sebanyak enam maskapai menyulap armadanya menjadi pengangkut kargo semenjak adanya pelarangan mudik Lebaran 2020. Biasanya, armada tersebut digunakan untuk mengangkut penumpang. Kini, enam maskapai tersebut menyulapnya menjadi angkutan kargo dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Keenam maskapai tersebut, yakni Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, NAM Air, Citilink, Lion Air dan Airfast.
Tujuannya, dengan armada pesawat penumpang yang kini difungsikan khusus untuk angkutan kargo itu, maka lalu lintas pengiriman barang terutama dari pusat distribusi angkutan udara barang yaitu dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta diupayakan tetap berjalan lancar. Adapun di rute internasional terdapat juga maskapai yang mengoperasikan pesawat khusus kargo (freighter) di Soekarno-Hatta yaitu MyIndo dan Cargolux.