Cargo.id – Batasan jumlah penumpang pada transportasi umum sudah diturunkan melalui aturan baru khusus kendaraan umum tersebut. Meskipun demikian, tingkat okupansi masih terlihat rendah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sampai saat ini tingkat okupansi di semua moda transportasi masih rendah. Berdasarkan data yang ia miliki, tingkat okupansi di moda transportasi udara dan kereta api baru mampu terisi 10 persen. “Yang sudah mendekati 30 persen itu angkutan regional seperti di Jakarta, Surabaya. LRT dari 1 juta sudah mendekati 300.000,” ujarnya dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (16/6/2020).
Rendahnya tingkat okupansi tersebut dipastikan akan berdampak terhadap pendapatan pelaku usaha di sektor transportasi umum. Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) memastikan, guna merespon fenomena tersebut pihaknya tengah melakukan koordinasi lebih lanjut dengan berbagai pihak.
Baca juga :
“Seperti diskusi hari ini dengan Gugus Tugas, kita sedang memetakan apa yang terjadi dari sektor perhubungan, berapa okupansi daripada moda-moda tersebut, apakah moda-moda itu survive,” tuturnya.
Oleh karenanya, salah satu poin yang dibahas oleh Kementerian Perhubungan ialah mengenai tarif moda transportasi umum. “Saya sedang bahas tarif dan data-sata transportasi,” katanya.
Menurutnya, perlu adanya keseimbangan antara tarif angkutan di masa new normal dengan tingkat okupansi. Apalagi, transporasi publik saat ini dibatasi kapasitas angkutnya. “Ini fakta yang harus ditinjau bersama-sama bagaimana ada solusi. Kita tetap harus perhatikan protokol kesehatan,” ucapnya.