Cargo.id – Pekerja di Bidang Transportasi memang mengalami imbas cukup signifikan di masa wabah Covid-19 ini. Karena mereka tidak boleh beroperasi sama sekali.
Mengetahiui hal ini Pemprov Jabar mendorong para pekerja sektor ini segera melapor ke RT RW setempat untuk didata. Sebelumnya, Dosen ITB sekaligus pemerhati transportasi publik Aldo Fantinus Wiyana mengatakan, ada satu juta pekerja di bidang transportasi di Jabar yang terimbas akibat wabah ini. Data itu diperoleh dari catatan Organda Jabar.
“Tidak ada kebijakan khusus, bantuan dari pemerintah provinsi basic-nya tempat tinggal, untuk mereka yang ber-KTP Jabar maupun dari luar yang tinggal di Jabar karena terimbas larangan mudik atau PSBB akan kita bantu,” ujar Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad, Sabtu (25/4/2020).
Ia pun mengimbau agar mereka yang layak untuk dibantu untuk tak segan melaporkan ke RT, RW atau kepala desa setempat. “Semua elemen masyarakat, baik pekerja transportasi atau seniman, punya tempat tinggal (domisili) jadi jangan segan, bila perlu dibantu hubungi RT, RW dan kepala desa,” kata Daud.
Baca juga : Dampak Larangan Mudik Mulai Terasa Di Pelabuhan Manado
Dari catatan Organda Jabar, saat ini ada sekitar 200 ribu unit kendaraan umum di Jabar mulai dari taksi hingga elf. Para pekerja di bidang transportasi ini dirinci seperti sopir, kondektur, kernet, hingga turunan-turunannya seperti penjual tiket, penjual makanan di terminal, mekanik hingga tambal ban.
“Semua yang ada di darat ini hampir tidak ada kegiatan, kalau jalan pun tingkat okupansinya kecil sekali hingga sebenarnya jalan atau enggak jalan, sama, kalau saya hitung ada sekitar satu juta orang yang terdampak,” kata Aldo, Rabu (22/4).
Aldo mengatakan, saat ini hampir 90 persen pekerja di bidang transportasi tidak bekerja. Sebagian pengusaha angkutan membatasi operasional mereka, lantaran tingkat okupansi yang menurun tajam.
“Ya memang enggak mungkin kalau jalan juga, jumlah penumpang drop hingga 90-95 persen, kalau dia jalan tidak mungkin bisa berkompetisi dengan teman-temannya. Jadi diam di rumah, kejadian ini sudah terasa sejak satu bulan yang lalu. Makin hari, makin berbahaya karena kan kalau awal belum terlalu kaget, sekarang beberapa minggu cadangan (kebutuhan) mulai habis di rumahnya,” tutur Aldo.